Selasa, 17 November 2015

Sepaket Keindahan Pantai dan Air Terjun di Pantai Jogan


            Pantai Jogan terletak di Desa Purwodadi, Wonosari, Gunungkidul, Jogjakarta. Sekomplek dengan Pantai Siung dan Pantai Ngelambor, Pantai Jogan tidak kalah unik dan menarik. Pantai Jogan memiliki keistimewaan paket lengkap Pantai, Tebing, Pasir, dan Air Terjun. Menarik bukan?
            Meski sekomplek dengan Pantai Siung, akses jalan menuju Pantai Jogan lumayan berbatu. Berbeda dengan Pantai Siung, parkir Pantai Jogan agak kecil. Tiket masuk Rp. 10.000,- sudah sepaket dengan Pantai Nglambor dan Pantai Siung.
            Memasuki objek wisata, pengunjung akan melewati jembatan bambu melewati sungai kecil. Ternyata sungai tersebut adalah sumber dari air terjun di Pantai Jogan. Jika pengunjung ingin menyaksikan pemandangan Air Terjun menghiasi Pantai, pengunjung disarankan menyeberang sungai kecil kemudian berada di spot atas tebing. Tidak perlu mendaki untuk menuju atas tebing karena pengunjung memang telah berada di atas tebing.
            Sebaliknya, jika ingin menikmati kesegaran air terjun, pengunjung harus menuruni tebing untuk turun. Diharapkan berhati-hati karena lumayan licin. Pemandangan yang disuguhkan Pantai Jogan sangat menarik dan unik. Deburan ombak dibarengi dengan gemericik air terjun menjadi paket lengkap.
            Setelah berfoto-foto, kami memilih duduk di atas tebing menyaksikan ombak dan air terjun dengan bermain gitar dan bernyanyi. Komplek pantai yang tidak begitu luas tetaplah menjadi pantai yang begitu istimewa.

            Infrastruktur di Pantai Jogan sudah cukup lengkap, dari toilet, mushola, tempat makan, dan pos ojek. Pantai ini sangat direkomendasikan untuk Anda yang penat dengan berbagai kesibukan dan membutuhkan tempat untuk relaks. 



Senin, 16 November 2015

POLIGAMI



JEDERRRR!!!!!
Pasti rasanya seperti petir ya kalo mendengar suami ingin dipoligami. Yaaaa... gatau ding. Belum pernah juga. Belum punya suami. Belum punya pacar *jones detected* T,T
Diduain pas pacaran saja rasanya pengen teriak "KENAPA DUNIA TIDAK ADIL TUHAN????" apalagi dipoligami. Mati gasik.
Saya menulis ini karena tadi pagi iseng browsing tiba2 ngehits videonya mbak Ana Abdul Hamid. Belum liat videonya? Ini deh linknya.. siap2 tisu ya. Kalo aku siap2 linggis.

Kebetulan akhir2 ini isu poligami sedang dekat dengan hidup saya. Bukan berarti saya dalam kondisi dipoligami atau akan dipoligami ya. Naudzubillahmindzalik. Jangan sampai. *getok jidat kemeja* Tapi ada beberapa hal yang pertama adalah beberapa bulan lalu saya dimintai pendapat oleh NetTV *edyan* *padahal cuma acara gimana pendapat kamu* topiknya tentang poligami. Jadi gini:

HQ (Handika Question)
SA (Selma's Answer)

HQ : Menurut kamu apa itu poligami?
SA : Menurut saya poligami adalah suatu kondisi pernikahan dimana seorang suami memiliki lebih dari satu istri. (menjawab dengan penuh percaya diri dan cengar cengir)
HQ : Menurut kamu boleh ngga sih poligami?
SA : Yaa kalau saya sih boleh secara resmi di undang2 kan disebutkan jika poligami diperbolehkan asal dengan persetujuan istri. Namun secara pemahaman saya hal tersebut tidak boleh. Syarat pernikahan adalah untuk mencapai tujuan pernikahan yang salah satunya membina keluarga yang sakinah mawaddah warrohmah. Singkat arti kebahagiaan dan sang istri tidak tersakiti. Ketika dipoligami, apakah ada sedetik pun wanita merasa tersakiti? Ada. Walaupun hanya sedetik. Kemudian konsep keadilan, kebahagiaan rasa cinta dan perhatian adalah sesuatu yang tidak terhitung dan tidak mungkin dibagi sama rata.

Handika bertanya Selma menjawab, lama2 nyaingi Mamah dan Aa' curhat dong -_-

Hal kedua adalah percakapan saya dengan mas gigih tempo hari. Heran ni mas2 lagi bangun tidur ngebahasnya berat amat, Poligami. Jiwaku menggebu2 sebagai seorang wanita yang menolak sambil ngantuk2 dan dia dengan berbagai alibi membenarkan bahkan memperjuangkan poligami. Gaya banget padahal pacar siji wae mbuh2an (__") Ending percakapan adalah ngambek dengan kata pamungkas "Terserah deh teori macem2 yang penting aku pribadi rak sudi dipoligami." Hebat kan kata2ku -_-
Dan bukti yang memaksaku untuk menulis artikel ini adalah pagi ini streaming video Ana Abdul Hamid. Lanjut searching2.
Komentar aja sih ya. Soalnya kalo komentar di beritanya susah log in nya TT

Buat mbak Ana:
Mbak kamu sangar. Gak semua wanita berani berkata pada dunia indahnya sedihnya di poligami. Walaupun tidak baik mengumbar aib suami, namun jika tidak ada referensi seorang istri mana tau kalo dipoligami itu menyedihkan. Wanita harus saling bahu membahu berbagi cerita pengalaman. Bikin skripsi aja butuh referensi apalagi keputusan hidup dan mati masalah rumah tangga.
Salahmu cuma satu mbak, kamu sok kuat. Kalo sedih mending nyerah aja dari awal daripada membuang2 waktu setahun lebih dipoligami. Capek ati dan kasian anak2. Tapi mungkin mbaknya belum tau kalo dipoligami itu sakit binggo ding karena belum baca referensi *eh. Mungkin mbak Ana belum pernah diduakan mas Erick pas dulu pacaran *tear
Sarannya adalah life must go on. Istrinya Pasha Ungu abis cerai dapet Gunawan pesepakbola yg keren kan macho. Mbak juga cantik kaya Okky Agustina. Jangan pertaruhkan kebahagiaan hidup mbak yang katanya cuma mampir ngombe ini. Ketika seorang ibu menangis karena tersakiti, percayalah mbak anaknya juga merasakan sakit yang tak berperi. Ketika seorang ayah memiliki Wanita Gatel Tetangga *eh Wanita Idaman Lain (WIL), seorang anak merasakan hal sangat pedih sakit perih marah pengen ndupak raine wedokane -_- Walaupun rasa sakit anak tidak seberapa dibandingkan ibunya.
Kalo mbak pengen tau lebih, coba main ke guru BK sekolahan. Anak nakal disana karena masalah apa aja. Pasti miris.
Kalau anak broken home katanya hidupnya berantakan, lah anak yang ayahnya poligami emange gak sedih juga. lah anak yang keluarganya genap aja banyak yg berantakan kok. Anak kaya yang emak bapaknya kerja dari pagi pulang malem juga ada yang berantakan. Anak yang bapak emaknya gak kerja juga ada yang berantakan *yojelas*.  Semuanya tergantung treatment orangtuanya aja. Didik anak sebaik2nya.

Untuk Mbak Putri (istri kedua):
Maaf ya mbak bukannya saya wanita yang tidak membela wanita. Wanita yang tidak adil. Lha tapi piye ya mbak --,
Saya baca blog mbak yang kayanya sedih dipoligami. Lha tapi KENAPA NULIS BEGITUAN?
Poligami kan karena mbak. Mbak punya pilihan untuk menolak tapi malah menerima. Salah sendiri. Semua masalah ini karena mbak *tear
Ketika mbak bilang dipoligami itu sedih banget, ngebayangin gak sih berapa kali lipat rasa sedih yang harus diterima istri pertama?
Mbak itu suami orang yang sudah mengakadkan orang lain, bukan permen yang kalo diambil bisa beli lagi -_-

Untuk suami mbak Ana dan mbak Putri:
Mbuhlah mas. Mumet aku.

Ya itulah sedikit komentar rumah tangga orang lain. Nggaya banget ya belum berumahtangga tapi udah ngomentarin. Bukannya saya ingin mencampuri urusan pribadi orang lain. Lha gimana udah diumbar kok. Bukan salah saya juga kan :D
Ya anggep aja saya sahabat lama buat yang lain boleh banget konsultasi percintaan langsung email aja -_-
Kalaupun saran saya nggak mutu, seenggaknya ada yang mendengarkan. Wanita kan hanya butuh didengar.
Intinya sih, Selingkuh ketika pacaran oke aja lah karena namanya pacaran kan ajang memilih pasangan hidup. Yang gak dipilih ya gausah sedih. Suatu saat ada waktunya. Tapi jika godaan datang dirumah tangga hal tersebut sungguh tidak bisa ditolerir bagi saya. Kalo suamimu selingkuh, jelas kudu sabar. Tapi sesedih2nya selingkuh lebih sedih lagi pasti selingkuhan itu dijadikan istri. Otomatis kedudukannya sama. Apa arti semua kenangan yg telah kita lalui, apa arti perjuanganku mendampingimu dari nol TT *baper

Saya percaya, Keadilan hanya milik Allah SWT. Kalau manusia ingin punya istri banyak dalam rangka seperti Nabi Muhammad SAW. Plisdeh, kamu itu manusia biasa. Ilmunya terbatas. Kemampuan terbatas. Kasusnya beda.
Maaf jika kata2 saya menyakiti. Ini hanya perspektif saya. Mengungkapkan pandangan menurut saya. Kalau menurut Anda bagaimana ya terserah Anda masing-masing. Intinya sih, Uripmu Uripmu Uripku Uripku. Seneng yo moco ora yo monggo  di close -,-