Kamis, 28 November 2013

Puisi Skripsi -_-


An African Elegy

BY ROBERT DUNCAN
In the groves of Africa from their natural wonder   
the wildebeest, zebra, the okapi, the elephant,   
have enterd the marvelous. No greater marvelous   
know I than the mind’s
natural jungle. The wives of the Congo   
distil there their red and the husbands
hunt lion with spear and paint Death-spore
on their shields, wear his teeth, claws and hair   
on ordinary occasions. There the Swahili   
open his doors, let loose thru the trees   
the tides of Death’s sound and distil
from their leaves the terrible red. He
is the consort of dreams I have seen, heard   
in the orchestral dark
like the barking of dogs.

Death is the dog-headed man zebra striped
and surrounded by silence who walks like a lion,   
who is black. It was his voice crying come back,   
that Virginia Woolf heard, turnd
her fine skull, hounded and haunted, stopt,   
pointed into the scent where
I see her in willows, in fog, at the river of sound   
in the trees. I see her prepare there
to enter Death’s mountains
like a white Afghan hound pass into the forest,   
closed after, let loose in the leaves
with more grace than a hound and more wonder there   
even with flowers wound in her hair, allowing herself   
like Ophelia a last
pastoral gesture of love toward the world.   
          And I see
all our tortures absolved in the fog,
dispersed in Death’s forests, forgotten. I see   
all this gentleness like a hound in the water
float upward and outward beyond my dark hand.

I am waiting this winter for the more complete black-out,   
for the negro armies in the eucalyptus, for the cities   
laid open and the cold in the love-light, for hounds   
women and birds to go back to their forests and leave us   
our solitude.
.   .   .

Negroes, negroes, all those princes,
holding cups of rhinoceros bone, make
magic with my blood. Where beautiful Marijuana   
towers taller than the eucalyptus, turns
within the lips of night and falls,
falls downward, where as giant Kings we gathered
and devourd her burning hands and feet, O Moonbar   
thee and Clarinet! those talismans
that quickened in their sheltering leaves like thieves,   
those Negroes, all those princes
holding to their mouths like Death
the cups of rhino bone,
were there to burn my hands and feet,
divine the limit of the bone and with their magic   
tie and twist me like a rope. I know
no other continent of Africa more dark than this   
dark continent of my breast.

         And when we are deserted there,
when the rustling electric has passt thru the air,   
once more we begin in the blind and blood throat   
the African catches; and Desdemona, Desdemona   
like a demon wails within our bodies, warns   
against this towering Moor of self and then   
laments her passing from him.

And I cry, Hear!
Hear in the coild and secretive ear
the drums that I hear beat. The Negroes, all those princes   
holding cups of bone and horn, are there in halls   
of blood that I call forests, in the dark   
and shining caverns where
beats heart and pulses brain, in
jungles of my body, there
Othello moves, striped black and white,   
the dog-faced fear. Moves I, I, I,
whom I have seen as black as Orpheus,
pursued deliriously his sound and drownd   
in hunger’s tone, the deepest wilderness.

Then it was I, Death singing,
who bewildered the forest. I thot him
my lover like a hound of great purity
disturbing the shadow and flesh of the jungle.   
This was the beginning of the ending year.
From all of the empty the tortured appear,
and the bird-faced children crawl out of their fathers   
and into that never filld pocket,
the no longer asking but silent, seeing nowhere   
the final sleep.

The halls of Africa we seek in dreams
as barriers of dream against the deep, and seas
disturbd turn back upon their tides
into the rooms deserted at the roots of love.   
There is no end. And how sad then   
is even the Congo. How the tired sirens
come up from the water, not to be toucht   
but to lie on the rocks of the thunder.   
How sad then is even the marvelous!
Robert Duncan, “An African Elegy” from The Years as Catches: First Poems 1939-1946 (Berkeley: Oyez, 1966). Used with the permission of The Estate of Robert Duncan.


Source: The Years as Catches: First Poems 1939-1946 (1966)

Senin, 18 November 2013

Roda


Karena roda itu berputar,
Yaaaaa.... roda  memang sedang berputar. Saya cukup memahami. Mereka membuka saya pada kenyataan yang sebenarnya. Dan, saya bukanlah something.
Kemarin saya merasa dan diposisikan rasa nomor satu, dan seketika pula tersadar.
Bukankah kebahagiaan dan kesedihan itu relatif?
Bukankah mereka merupakan suatu pertentangan? Atau persahabatan?
Memilukan.
Cukup berekspektasi. Tak mungkin lagi dihadapkan dengan racauan perasaan membumbung. Iya. Saya pernah sangat menginginkan itu. Tapi, sudahlah... Garis-Nya memang sesuatu yang paling pasti.
Setidaknya saya pernah berharap.
Saya akan meraihnya. Cepat maupun lambat. Saya yakin. Tuhan memberikan jalan... setapak atau indah atau pedih. itu bukan masalah. jika bahagialah akhirnya.

Senin, 04 November 2013

Tes Kepribadian

Nah ini nih tes kepribadian, siapin kertas dan pensil yah.. tulis jawaban kamu dan hitung hasilnya. Jujur! Okeee :D
Inget, ini bukan soal PKN yang harus dijawab dengan pernyataan yang dirasa paling baik, tapi jawablah dengan apa yang kamu banget. Well, monggo dipunjawab :D 
Kelemahan

1.
A. Suka pamer, memperlihatkan apa yang gemerlap dan kuat, terlalu bersuara.
B. Suka memerintah, mendominasi, kadang-kadang mengesalkan antar hubungan orang dewasa.
C. Menghindari perhatian akibat rasa malu.
D. Memperlihatkan sedikit emosi/mimik.

2.
A. Kurang teraturannya mempengaruhi hampir semua bidang kehidupannya.
B. Merasa sulit mengenali masalah dan perasaan orang lain.
C. Sulit memaafkan dan melupakan sakit hati yang pernah dilakukan, biasa mendendam.
D. Cenderung tidak bergairah, sering merasa bahwa bagaimanapun sesuatu tidak akan berhasil.

3.
A. Suka menceritakan kembali suatu kisah tanpa menyadari bahwa cerita tersebut pernah diceritakan sebelumnya, selalu perlu sesuatu untuk dikatakan.
B. Berjuang, melawan untuk menerima cara lain yang tidak sesuai dengan cara yang diinginkan.
C. Sering memendam rasa tidak senang akibat merasa tersinggung oleh sesuatu.
D. Tidak bersedia ikut terlibat terutama bila rumit.

4.
A. Punya ingatan kurang kuat, biasanya berkaitan dengan kurang disiplin dan tidak mau repot-repot mencatat hal-hal yang tidak menyenangkan.
B. Langsung, blak-blakan, tidak sungkan mengatakan apa yang dipikirkan.
C. Bersikeras tentang persoalan sepele, minta perhatian besar pada persoalan yang tidak penting.
D. Sering merasa sangat khawatir, sedih, dan gelisah.

5.
A. Lebih banyak bicara daripada mendengarkan, bila sudah bicara sulit berhenti.
B. Sulit bertahan untuk menghadapi kekesalan.
C. Kurang percaya diri.
D. Sulit dalam membuat keputusan.

6.
A. Bisa bergairah sesaat dan sedih pada saat berikutnya. Bersedia membantu kemudian menghilang. Berjanji akan datang tapi kemudian lupa untuk muncul.
B. Merasa sulit memperlihatkan kasih sayang dengan terbuka.
C. Tuntutannya akan kesempurnaan terlalu tinggi dan dapat membuat orang lain menjauhinya.
D. Tidak tertarik pada perkumpulan atau kelompok.

7.
A. Tidak punya cara yang konsisten untuk melakukan banyak hal.
B. Bersikeras memaksakan caranya sendiri.
C. Standar yang ditetapkan begitu tinggi sehingga orang lain sulit memuaskannya.
D. Lambat dalam bergerak dan sulit untuk ikut terlibat.

8.
A. Memperbolehkan orang lain, termasuk anak-anak untuk melakukan apa saja sesukanya untuk menghindari diri kita tidak disukai.
B. Punya harga diri tinggi dan menganggap diri selalu benar dan yang terbaik dalam pekerjaan.
C. Dalam mengharapkan yang terbaik, biasanya melihat sisi buruk sesuatu terlebih dahulu.
D. Memiliki kepribadian yang biasa saja dan tidak suka memperlihatkan banyak emosi.

4 Jenis Kepribadian Manusia

Florence Litteur, penulis buku terlaris “Personality Plus” menguraikan, ada 4 (empat) pola watak dasar manusia, yaitu sanguinis, melankolis, koleris, dan plegmatis.

SANGUINIS (Yang Populer)

Mereka cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.
Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir `pendek’, dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji apalagi bikin rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tak lakukan apapun juga.
Seorang sanguinis mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :
Kekuatan : suka bicara, antusias, ekspresif, ceria, penuh rasa ingin tahu, hidup di masa sekarang, mudah berubah (banyak kegiatan/keinginan), berhati tulus, kekanak-kanakan, senang berkumpul (untuk bertemu dan bicara), umumnya hebat di permukaan, mudah berteman dan menyukai orang lain, senang dengan pujian, ingin menjadi perhatian, menyenangkan dan dicemburui orang lain, mudah memaafkan (tidak menyimpan dendam), mengambil inisiatif/menghindar dari hal-hal yang membosankan, spontanitas, serta seorang yang demonstratif dan emosional.
Kelemahan : suara dan tertawa yang keras, membesar-besarkan suatu hal, susah diam, mudah dikendalikan oleh keadaan/orang lain (suka nge-Gank), sering minta persetujuan, RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek), banyak bicara saat bekerja dan melupakan kewajiban, mudah berubah-ubah, susah tepat waktu jam kantor, prioritas kegiatan kacau, mendominasi,percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas, sering mengambil permasalahan orang lain menjadi seolah-olah masalahnya, egoistis, sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yang sama, serta konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save money”.

MELANKOLIS (Yang Sempurna)

Mereka agak agak berseberangan dengan sanguinis. Seorang melankolis cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankolis cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.
Orang melankolis selalu ingin serba sempurna dan ingin teratur. Karena itu jangan heran jika balita anda yang `melankolis tak `kan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah ia disusun, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain

The Executive and Very Strong Choleric

Iseng tadi ngisi tes kepribadian lagi.. setelah dua tahun lalu ngisi dan hasilnya koleris sangat kuat. sekarang ngisi lagi, baru aja. dan hasilnya. ngga beda tuh -_-
Now I am looking for my sanguinis :*

Executive ini campuran dari ke 4 kepribadian yang diramu secara Insya Allah tepat dan akurat menjadi gini nih


The Executive ENTJ fokus pada cara yang paling efisien dan terorganisir melakukan sebuah tugas. Kualitas ini, bersama dengan orientasi tujuan mereka. Mereka dapat menjadi pemimpin yang unggul, baik realistis dan visioner dalam melaksanakan rencana jangka panjang. ENTJ cenderung sangat independen dalam pengambilan keputusan mereka, memiliki kemauan yang kuat yang insulates mereka terhadap pengaruh eksternal. Umumnya sangat kompeten, ENTJ menganalisa dan membuat struktur dalam dunia di sekitar mereka dengan cara yang logis dan rasional. ENTJ cenderung memiliki kesulitan terbesar dalam menerapkan pertimbangan subjektif dan nilai-nilai emosional ke dalam proses pengambilan keputusan.
ENTJ sering unggul dalam bisnis dan bidang lain yang memerlukan analisis sistem, pemikiran asli, dan pikiran yang cerdas secara ekonomi. Mereka adalah pemecah masalah yang dinamis dan pragmatis. Mereka cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dalam kemampuan mereka sendiri, membuat mereka tegas dan blak-blakan. Dalam berhubungan dengan orang lain, mereka umumnya keluar, karismatik, berpikiran adil, dan tidak terpengaruh oleh konflik atau kritik. Namun, kualitas ini dapat membuat ENTJ tampil arogan, tidak sensitif, dan konfrontatif. Mereka dapat mengalahkan orang lain dengan energi dan keinginan untuk memaksa. Akibatnya, mereka mungkin tampak menakutkan, terburu-buru, dan penuh dengan pengendalian.
ENTJ cenderung menumbuhkan kekuatan pribadi mereka. Mereka sering mengambil alih situasi yang tampaknya keluar dari kontrol. Mereka berusaha untuk belajar hal baru, yang membantu mereka menjadi solusi pemecah masalah. Namun, karena ENTJ mengandalkan fakta, mereka mungkin menemukan masalah dalam menggunakan sisi subjektif mereka. ENTJ tampaknya mengambil pendekatan yang sulit untuk masalah emosional atau pribadi, dan sebagainya dapat dilihat sebagai menyendiri dan tidak sensitif.

Sabtu, 02 November 2013

Selmaaa



Menunggu


Semua karena apa yang kuinginkan
Aku bukanlah seseorang yang gila pujaan
Hanya ingin disadari
Tak pernah berharap semua kembali
Hanya ingin semua berubah
Terimakasih karena telah pernah ada
Aku sangat menunggu yang akan menetap
Siapapun
Seperti yang kuinginkan